Aku percaya setiap orang menyimpan kenangan tersendiri—yang indah, yang pahit, menakutkan, bersemangat, dan pelbagai rasa lainnya. Kenangan-kenangan ini, sebahagiannya, membentuk diri kita; menjadikan kita lebih dewasa, sama ada menjurus kepada kebaikan atau sebaliknya. Umumnya, kenangan dikaitkan dengan pengalaman, dan pengalaman itu sering kali membawa makna positif. Dengan itu, aku ingin berkongsi sedikit cebisan kenangan dan pengalamanku, yang telah membentuk diriku menjadi insan yang lebih sempurna.
Namun, cebisan kenanganku bukanlah yang paling gemilang. Sekadar ingin memaparkan jalan yang kutempuh, mengumpul kenangan-kenangan itu sebagai santapan jiwa, diari indah, atau sesuatu rasa baru yang dapat ku kongsikan dengan kalian. Izinkan aku membawa kalian ke satu tempat di utara tanah airku (sekarang aku berada di selatan). Daerah ini menyimpan seribu satu kenangan yang membentuk diriku. Walaupun sudah 20 tahun aku tidak menjejakkan kaki di sana, setiap pengalaman dan kenangan manis itu masih segar dalam ingatan, dan kini aku ingin mencatatkan semula permulaan kisahku di sini.
Aku ingin menceritakan bagaimana aku tiba di daerah ini. Keindahan daerah itu terasa lebih mendalam apabila aku jauh darinya. Betullah kata orang, ketika kita berada di satu tempat, sering kali kita mendengar kisah keindahan tempat lain—yang belum pernah kita jejaki. Namun, saat kita berpeluang melangkah ke bumi yang diceritakan, ia kadang kala terasa biasa saja, tidaklah seindah yang dibayangkan. Apabila direnungi, keindahan yang pernah diceritakan itu sebenarnya hanyalah permainan minda, yang terikat pada kenangan-kenangan yang telah dilalui.